Demokratkutim.com – Sangatta – Suasana hangat dan semangat anak muda Kutai Timur terasa kental dalam perhelatan perdana Record Store Day 2025 di Café Meet Point, Sangatta. Diselenggarakan oleh komunitas Titik Temu Production, acara ini menjadi ruang ekspresi kreatif bagi musisi, seniman, dan kolektor lokal.
Pengunjung disambut deretan kaset pita dan CD langka milik kolektor seperti Christo Ghanesa, Rendyjs, dan Borneo Mayhem. Nostalgia dan apresiasi musik lawas berpadu dengan geliat kreativitas masa kini. Komunitas Sangatta Diecast dan pelukis muda dari Rawa Bloc turut memeriahkan suasana dengan karya-karya unik mereka.
Menjelang malam, panggung mulai bergemuruh. Penampilan dari Ayam Guring, Broken Radio, M.O.B, dan dentuman DJ Kalist menghidupkan atmosfer hingga larut. Musik menjadi medium pemersatu lintas minat dan generasi.
Ketua Panitia, Nur Ichsan, mengungkapkan bahwa inisiatif ini menjadi langkah awal menghadirkan skena musik dan seni yang inklusif di Sangatta, mengikuti jejak kota-kota besar seperti Samarinda dan Balikpapan.
“Ini pencapaian awal yang kami banggakan. Meski banyak tantangan, semangat kami tetap: membuktikan anak muda Sangatta punya potensi besar untuk berkarya,” ujar Ichsan.
Dukungan juga datang dari anggota DPRD Kutai Timur, Pandy Widiarto, yang hadir langsung memberi apresiasi.
“Acara seperti ini menandai tumbuhnya industri kreatif lokal, sejalan dengan visi pemerintah dalam mendorong ekonomi berbasis kreativitas,” ujarnya.
Pandy berharap Record Store Day bisa menjadi agenda tahunan yang didukung penuh oleh pemerintah daerah dan stakeholder lainnya.
Lebih dari sekadar festival musik, Record Store Day 2025 menjadi tonggak semangat baru bagi generasi muda Sangatta untuk terus berkarya, berjejaring, dan menghidupkan ekosistem seni yang berkelanjutan.





